Trading forex atau transaksi di forex, berarti mempertukarkan atau memperdagangkan mata uang yang satu dengan mata uang yang lain. Setiap mata uang memiliki nilainya sendiri-sendiri yang dibandingkan dengan nilai mata uang negara lain, disebut dengan kurs atau nilai tukar mata uang tersebut. Karena itu transaksi forex selalu dilakukan oleh dua mata uang (berpasangan). Misalnya Rupiah (IDR) dengan USD. Saat artikel ini ditulis USD setara nilainya dengan Rp 9.500. Jadi untuk membeli 1 USD Anda membutuhkan Rp 9.500. Untuk membeli 100 USD Anda perlu merogoh kocek Rp 950.000. Pembandingan dengan mata uang asing ini diperlukan untuk transaksi bisnis antar negara.
Nilai mata uang pada negara yang menganut rezim pasar bebas selalu berubah, naik dan turun, sejalan dengan kekuatan ekonomi negara tersebut. Ambil contoh Indonesia, pada tahun 1998 sebelum krisis ekonomi melanda, 1 USD setara dengan Rp 2.300. Namun setelah krisis ekonomi dan terjadi kekacauan sosial dan politik, rupiah melemah sehingga untuk memperoleh 1 USD kita perlu menyediakan sampai Rp 15.000 waktu itu. Sekarang waktu ekonomi Indonesia mulai stabil, di tahun 2000 ke atas rupiah cenderung menguat, sehingga 1 USD setara dengan Rp 9.000 — Rp 10.000. Dengan berubahnya nilai mata uang tersebut, kita bisa memperoleh keuntungan dari perubahan nilai tukar antara kedua mata uang tersebut.
Misalnya di tahun 1998 Anda membeli 100 USD dengan uang Rp 230.000. Kemudian Anda menyimpannya. Bila Anda menjualnya di tahun 2009, dengan 1 USD = Rp 9.900, berarti Anda akan mendapatkan Rp 990.000. Keuntungan Anda Rp 760.000. Di sini Anda memperoleh keuntungan dari penguatan USD / melemahnya rupiah. Ini adalah contoh ekstrim transaksi mata uang asing, karena sebenarnya nilai mata uang selalu berubah setiap detik. Sehingga Anda bisa juga membeli forex saat ini, dan kemudian menjualnya langsung 1 detik kemudian. Hal ini mengakibatkan pasar mata uang sangat dinamis.
